Puisi Cinta

Bila Aku Jatuh Cinta
 
Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya EngkauAllahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu…
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

Gereja Yang Tidak Sehat

Gereja Yang Tidak Sehat
Oleh : Mike Fehlauer

Belum ada gereja yang sempurna, namun Allah tidak menginkan anda ada di suatu tempat yang menyalah gunakan hal-hal rohani. Berikut adalah bagaimana anda bisa mengetahui bilamana harus berpisah dengan gembala saudara.

Suara yang berbicara ketika pada suatu malam telepon berdering, tidak asing: “Markus, dapatkah kita berbicara sebentar? Saya benar-benar prihatin, kalau gereja kami seakan-akan menjadi suatu kultus.” Sudah selama tiga tahun Markus tidak mendengar dari sahabatnya, Stevan. Mereka berdua dahulu beribadah di suatu gereja charismatic yang sama , sampai karir Markus menyebabkan dia harus pindah ke negara bagian yang lain. Akibatnya mereka tidak lagi saling berhubungan. Kini, dalam keputus-asaannya, Steve merangkul seseorang yang diluar lingkungannya yang terjalin ketat.

Jelas bahwa keprihatinan Steve berdasarkan pemantauannya pribadi dan bukan dari gossip jemaat. Sampai sekarang, Steve menjaga untuk tidak membicarakan pikirannya dengan siapapun. Bahkan ia malahan takut berbincang mengenai pokok ini. Steve khususnya terganggu oleh sikap rahasia kalau mengenai keuangan gereja.” Kalau ada orang yang berani bertanya bagaimana uang gereja gigunakan, maka gembala menuduhnya sebagai “tidak percaya´´ atau ´´tidak patuh´´, jelas Steve. Dan selama tiga tahun terakhir, ia tambahkan, khotbah-khotbah selalu berfokus pada topik mengenai tunduk kepada otoritas rohani.

“Kalau ada yang meninggalkan gereja,” Steve katakan kepada Markus, maka para gembala mencap dia ´pemberontak´ atau mereka katakan ´dia tersinggung´. Markus bertambah prihatin ketika Steve dengan gugup memberitahu lebih banyak ditel.”Gembala juga mengatakan kepada kami bahwa karena Allah telah membawa kami ke gereja itu, maka dia adalah bapak rohani kami, dan kami tidak pernah boleh meninggalkannya kecuali Allah memberitahukan itu kepadanya terlebih dahulu,”kata Steve.” Dia bahkan mengatakan kepada kami, bahwa kalau kami meninggalkan gereja itu tanpa ijin gembala, maka kami akan mudah dihancurkan oleh iblis.”

Ketika pembicaraan mereka berakhir, Markus sadar bahwa temannya , Steve tejebak ke dalam situasi rohani yang sangat tidak sehat. Ia mendorong temannya untuk bertemu dengan gembalanya denga maksud memperhadapkan keprihatinannya kepadanya.” kau tidak boleh menaklukkan dirimu dan keluargamu kepada pengendalian sebegitu, Steve,”nasehat Markus kepadanya.

Seminggu kemudian, Markus berbicara dengan Steve kembali dan menemukan betapa kuat pengaruh gembalanya atas jemaatnya. Steve telah meminta maaf kepada gembala karena membicarakan dengan orang luar problemanya dengan gereja, dan ia telah berjanji bahwa ia tidak akan pernah lagi berbicara dengan Markus.

Sejak itu markus tidak pernah dengar lagi dari Steve.

CIRI-CIRI YANG MEMATIKAN ROH YANG SUKA MENGUASAI

Yang saya sampaikan di atas adalah suatu situasi yang benar terjadi dan banyak diantara kita tidak mau mengakui bahwa itu adalah hal yang tidak asing. Sebenarnya, keadaan manipulasi otoritas yang tidak sehat dihadapi oleh banyak jemaat dalam berbagai taraf yang menyedihkan, hal mana dapat mengakibatkan penyalahgunaan kerohanian yang menghancurkan kalau tidak diperbaiki. Penyalahgunaan yang sedemikian telah mengakibatkan ribuan orang kristen yang terluka dan kecewa; mereka percaya bahwa mereka telah “dihabisi” justru oleh lembaga itu yang seharusnya menolong mereka.

Jangan salah tanggap, saya menaruh kepercayaan pada gereja lokal. Jemaat setempat adalah sakral dan itu adalah sesuai pemikiran Allah. Semua orang percaya harus bersekutu dalam sebuah gereja lokal menurut Ibrani 10:24,25. Ada suatu dinamika kasih karunia Allah yang hanya didapati dalam hubungan yang konsisten dengan suatu tubuh lokal yang sehat.

Ibrani 10:24-25

10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Adalah tujuan Allah dari semula bahwa terdapat gereja lokal yang sehat, yang memberi kehidupan dan berpusat pada Kristus. Namun, oleh karena Ia memilih untuk memakai pribadi-pribadi yang rentan terhadap dan dapat berdosa untuk memimpin gerejaNya, maka selalu terdapat kemungkinan bahwa suatu jemaat lokal dapat terpedaya atau jatuh kedalam pola-pola rohani yang tidak sehat.

Jadi bagaimana kita bisa tahu bahwa gereja kita telah dipengaruhi oleh roh menguasai? Dibawah ini dekemukakan lima tanda peringatan:

1. Menonjolkan Kekuasaan.

Tentunya harus diberikan tempat bagi pengajaran Alkitab mengenai otoritas rohani. Namun, kalau seorang gembala berbicara mengenai pokok ini setiap minggu, selalu mengingatkan semua orang bahwa ia yang memegang kekuasaan, maka kita dapat memastikan bahwa ada sesuatu yang sedang muncul. Dalam gereja yang tidak sehat, gembala sebenarnya mulai mengambil tempatnya Yesus dalam kehidupan kita. Dalam kasus Steve, ia diberitahu bahwa ia tidak dapat meniggalkan gerejanya dengan diberkati Allah kecuali ia telah menerima ijin dari gembala. Allah tidak akan memberkatinya.

Pemimpin rohani yang mau berkuasa memakai alasan semacam ini untuk memanipulasi umat. Kita perlu mengerti proses yang dialami suatu gereja untuk sampai pada titik tertipu ini. Oleh karena para gembala tidak ada cara untuk mengukur keberhasilan mereka kecuali melalui jumlah jiwa yang hadir, mereka bisa kecewa kalau jiwa-jiwa meninggalkan gerejanya. Kalau mereka merasa terancam, mereka bahkan dapat mengembangkan suatu doktrin untuk menghentikan jiwa-jiwa meninggalkan gerejanya.

Mereka bisa berkhotbah tentang loyalitas tanpa pamrih, dengan memakai cerita-cerita Alkitab tentang Daud dan Yonatan, atau Elisa dan Elia. Dengan memakai contoh seperti ini , sang pemimpin bahkan dapat memperoleh dasar “Alkitabiah” untuk mengendalikan juga hal-hal pribadi dari anggota jemaatnya. Seorang pemimpin yang mau menguasai bisa juga berusaha menanamkan perasaan berhutang dengan mengingatkan jemaatnya tentang apa saja yang ia telah lakukan bagi mereka. Cara berkhotbah begini mengakibatkan anggota gereja mencari kedudukan yang menguntungkan pada gembala daripada suatu keinginan yang tulus untuk menyenangkan Allah dan bukan manusia (lihat Kis 5:29).

Kisah Para Rasul 5:29

5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

Yesus juga menempelak cara menyenangkan manusia seperti ini ketika Ia mengatakan kepada orang Parisi: “Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu akan menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?” (Yoh. 5:43,44)

Yohanes 5:43-44

5:43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.

5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?

Kalau kita mengejar hormat dari manusia, kita melakukannya dengan merugikan hubungan kita dengan Dia. Berangsur-angsur manusia mengambil tempatnya Allah dalam kehidupan kita. Suatu hubungan jiwa yang tidak sehat tercipta, dan rasa percaya diri kita ditentukan oleh bagaimana hubungan kita dengan mereka yang dalam pimpinan.

Penguasaan seperti ini akan menghancurkan orang secara rohani. Sebuah gereja yang sehat tidak akan membiarkan perhatian penggembalaan yang murni melanggar batasnya dan memanipulasi atau menguasai. Seorang gembala yang benar akan menggunakan pengaruhnya untuk menarik anggota-anggota jemaat kedalam hubungan yang lebih erat dengan Yesus, yang adalah satu-satunya “kepala gereja”. (Ef. 5:23).

Efesus 5:23

5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Seorang gembala yang benar menyadari bahwa jiwa-jiwa dalam jemaat bukan miliknya, mereka adalah kawanan domba Allah.

2. Suasana Merahasiakan.

Apabila seorang anggota gereja menaklukkan diri kepada suatu sistem penguasaan, sang pemimpin memberi informasi terbatas kepada setiap pribadi, sambil memonitor dengan teliti setiap hubungan. Akibatnya setiap anggota hanya dapat berhubungan dengan anggota lain berdasarkan informasi yang ia terima dari pimpinan. Dengan cara begini, kalau gembala atau staff gereja berpendapat bahwa salah satu anggota mulai “berbahaya” mereka memiliki suatu siasat untuk tetap pegang kendali yang mereka rasa diperlukan.

Hasilnya, gereja dapat memutuskan hubungan apabila perlu dan menyembunyikan proses ini dibelakang tabir kerahasiaan. Hal ini tidak terbatas pada anggota jemaat. Saya kenal seorang gembala yang telah melakukannya dengan staffnya. Ketika berbincang-bincang dengan 420tai ia memberi komentar yang mengakibatkan seorang anggota staffnya menjadi curiga terhadap yang lain. Atau ia mengatakan sesuatu yang menyebabkan salah satu anggota staff merasa lebih baik dari yang lain.

Suasana begini memberi angin kepada ambisi mementingkan diri sendiri dan persaingan antara para staff. Namun itu telah menjadi cara bagaimana gembala tetap mengendalikan dan memastikan bahwa staffnya tidak pernah dapat menantang otoritasnya. Setelah beberapa waktu, gembala pembantu memahami apa yang terjadi dan akhirnya mereka berangkat. Dalam jemaat yang tidak sehat, merahasiakan juga dapat menutupi keuangan.

Gembala-gembala dapat menghimbau dengan semangat untuk mencari dana namun mereka tidak memberi kepastian bahwa keuangan gereja ditangani dengan tanggung jawab dan jujur. Saya bahkan mendengar gembala-gembala memberitahu kepada jemaat bahwa mereka tidak mengumumkan kebijaksanaan keuangan gereja karena “jemaat tidak memiliki pengertian rohani atau kedewasaan untuk mengerti dinamika keuangan gereja.” Pernahkah anda mendengar alasan seperti ini? Ada gembala yang berkhotbah :”Tidak masalah apa yang kami lakukan dengan uangmu. Tanggung jawab saudara adalah untuk memberi.” Akan tetapi Alkitab menyuruh kita menjadi bendarahawan yang baik dan dalamnya termasuk memastikan sistem pertanggung-jawaban yang baik untuk menangani korban-korban persembahan. Kalau kita mengetahui bahwa ada penanganan keuangan yang tidak benar, maka sebagai bendaharawan/pelayan yang baik kita harus bertanggung jawab dimana kita menabur benih keuangan kita.

Saya tidak dapat membayangkan orang yang akan terus memberi setelah mengetahui bahwa ada penyalah gunaan keuangan. Namun mungkin mereka masih merasa didorong untuk memberi kalau keinginan mereka untuk diperkenan oleh pimpinan lebih penting daripada kejujuran dalam keuangan.

3. Sikap Elitis.

Sikap yang mematikan ini menghasilkan mental “siapa kamu siapa saya”. Ini adalah gereja yang percaya bahwa sebenarnya tidak ada yang memberitakan injil kecuali mereka. Atau paling sedikit, tidak ada yang memberitakan injil sebaik seperti mereka! Roh elite tidak mendorong anggota gerejanya untuk mengunjungi gereja lain atau menerima bimbingan dari siapapun yang tidak masuk gereja mereka. Apabila ada yang mengunjungi gereja lain, maka ia dianggap sebagai tidak sepakat.” Apapun yang kau butuhkan bisa didapat dalam rangka kelompok kita. “Semua yang kau perlu tahu, kau akan terima dari gembala dan pengajarannya.” Sehingga rasa hormat terhadap denominasi lain hanya sedikit saja, bahkan mungkin tidak sama sekali.

Gereja yang sehat menghormati dan merayakan ungkapan-ungkapan lain dalam Tubuh Kristus yang beranggotakan banyak. Suatu gereja yang berpusat pada Kristus menyadari bahwa tidak ada denominasi atau gerja lokal yang dapat memenangkan suatu kota seluruhnya, betapapun besarnya pemimpin yang berpusat pada Kristus, yang berpakaikan kerendahan hati, mengakui bahwa gereja yang kecil sama berarti seperti yang besar, gereja Baptis sama vitalnya seperti Kharismatik dan setiap suku bangsa mendapat tempat pada meja Tuhan.

Gereja yang sehat akan mempromosikan gereja-gereja lain di dalam kotanya, daripada hanya mempromosikan acara dan kegiatannya sendiri terus-menerus. Sebuah gereja yang sehat akan menyokong kebangunan rohani dalam semua gereja daripada memajukan pemikiran bahwa ia memiliki sesuatu dokrin yang lebih baik. Gereja yang sehat akan memperlihatkan sikap yang tertulis dalam Pilipi 2:3-4 “.. dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingan sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”

4. Mementingkan Perbuatan.

Kesempatan melayani banyak sekali dalam banyak gereja. Namun dalam gereja yang suka menguasai, kesempatan begini bukan demi melayani. Aktifitas diperlukan supaya dapat membuktikan komitmen kepada organisasi. Apakah itu merupakan hadir dengan setia dalam kebaktian atau bekerja dalam satu departemen, loyalitas adalah kuncinya.

Tentu saja menghadiri kebaktian adalah penting untuk pertumbuhan rohani kita. Namun kalau kita hadir dalam kebaktian supaya mendapat kebaikan dari gembala atau memperoleh kepercayaannya, maka kita meleset dari sasaran. Dalam Galatia 2:16 kita diberi tahu bahwa “tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus.”

Galatia 2:16

2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorangpun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat.

Kita tidak dapat bekerja untuk mendapat sorga atau kasih Allah. Berita tentang kasih karunia Allah tidak membatalkan perlunya melayani, itu justru membuka “mengapanya” kita melayani. Sekalipun kita diajar untuk menjalankan disiplin tertentu dalam kehidupan Kristiani, disiplin-disiplin itu bukan jalan untuk diperkenan Allah. Itu dimaksudkan sebagai perayaan kasih dan kemurahan Allah yang tak terhingga.

5. Memotivasikan Takut.

Apabila seorang gembala mengatakan kepada jemaat bahwa mereka yang meninggalkan gerejanya atau tidak patuh kepada otoritasnya berada dalam bahaya pehukuman Allah, anda dapat memastikan bahwa orang ini bekerja dengan mau berkuasa. Ia memakai takut sebagai cara daging/manusia untuk menahan jiwa-jiwa dalam gereja. Biasanya pengungkapan seperti ini: “Kalau anda meninggalkan gereja kami, berkat Allah akan diangkat dari kehidupanmu dan kau akan keluar dari kehendak Allah. “Yang lain mengatakan, “Kalau anda meninggalkan gereja kami, maka itu adalah pemberontakan dan iblis dengan bebas dapat mengganggu kehidupanmu. “Disini motivasinya adalah ketakutan bukan kasih.

Anda dapat memastikan bahwa alasan seperti ini bukan dari Allah. Yesus tidak pernah memotivasikan orang dari sebab takut. Dalam gereja yang suka berkuasa atas umat, takut adalah bentuk manipulasi. Yang tidak tercapai oleh kasih dan sikap hamba, suatu gereja yang mau berkuasa akan berusaha mencapainya melalui manipulasi. Ini adalah sama sekali bertolak belakang dengan l Yoh.4:18, yang mengatakan, “Didalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan……”.

Bagaimakah baiknya respon anda kalau gerejamu menunjukkan satu atau lebih dari ciri-ciri yang tidak sehat ini? Dibawah ada beberapa nasehat.

* Bicaralah dengan gembala saudara mengenai keprihatinanmu, sambil mengingat bahwa kalau ia memang benar dimotivasi oleh roh yang suka menguasai, anda dapat dihadapkan dengan usaha manipulasi (=mempengaruhi/mengendalikan/mengakali untuk kepentingan sendiri) selama pembicaraan. Tetaplah bersikap rendah hati daripada menjadi marah atau membela diri.

* Seorang pemimpin gereja yang suka menguasai akan menghalangi anda untuk membicarakan keprihatinmu dengan orang lain manapun. Namun, Alkitab mengatakan bahwa: “…. jikalau penasehat banyak, keselamatan ada.” (Ams. 11:14). Mintalah nasehat dari seorang pemimpin yang dewasa dan objektif dalam gereja yang lain atau seorang kristen yang dewasa. Ada kemungkinan bahwa apa yang anda lihat sebagai sikap mau menguasai sebenarnya perhatian yang tulus, jadi berdoalah agar dapat membedakannya.

* Jika sesudah anda menerima nasehat anda yakin bahwa gereja anda terperangkap roh suka menguasai, maka anda bebas untuk meninggalkannya. Anda tidak memikul tanggung jawab untuk orang lain manapun yang masih loyal kepada gereja itu, jadi jangan coba menyelamatkan mereka. Berdoalah untuk jiwa-jiwa itu agar mereka mengenali situasinya.

* Pada mulanya anda akan merasa seperti tidak mempercayai seorang gembala lain lagi, namun lawanlah pikiran itu dan cari suatu gereja yang sehat, dimana Alkitab dikhotbahkan tanpa kompromi dan dimana nyata ada kasih. Allah menyediakan gereja yang sehat bagimu. Gembala yang baik sanggup sepenuhnya untuk memimpin anda kepada rumput yang hijau (Maz.23) dimana anda dapat bertumbuh dalam Dia. Kalau saudara mengijinkan Allah memimpinmu, Ia juga akan mengurapi kepalamu dengan minyak dan menyembuhkan luka-luka dari lingkungan yang menyalahgunakan sesama.

KERUPUK MELARAT

KERUPUK MELARAT

Menciptakan suatu produk sehingga menjadi trademark suatu kota bukanlah perkara mudah. Namun Haji Anaya (45) dan isterinya Hajah Sopiah (43), yang keduanya berpendidikan SD, mampu melakukannya.

Berbekal keuletan dan kejeliannya memilih produk, Haji Anaya mampu merintis dan mempopulerkan kerupuk melarat. Namanya memang kerupuk melarat. Entah mengapa dinamakan demikian. Tetapi kerupuk yang terbuat dari tapioca ini, dalam 15 tahun terakhir, begitu popular dan menjadi ciri khas Cirebon, seperti halnya brem dari Madiun, dodol dari Garut, tape dari Bandung, atau bakpia dari Yogyakarta.

Popularitas kerupukyang digoreng dengan pasir ini tak kalah dari kerupuk udang, yang juga banyak diproduksi di Cirebon. Bahkan kerupuk ini boleh dibilang lebih merakyat karena mudah dijumpai diwarung kecil, took makanan, hingga pasar swalayan dengan harga relative murah. Tingakat konsumsi masyarakat terhadap kerupuk ini pun cukup tinggi, karena dari satu pabrik saja bisa dihasilkan 30 ton kerupuk per bulan dan semuanya habis dibeli sebagai oleh-oleh khas Cirebon maupun dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Bahkan grosir dan pedagang besar tidak bisa langsung membeli kerupuk mentah dari pabrik, tetapi harus antre pesan beberapa hari sebelumnya.

“Biasanya mereka menelopon dulu kesini untuk masuk daftar antrean, baru 2-3 hari kemudian barang dikirim. Jika pesenan banyak, terkadang kerupuk baru bisa dikirim seminggu kemudian,” kata Haji Anaya yang memproduksi kerupuknya dipabrik sederhana berdinding gedeg (anyaman bambu) di Desa Gesik, Kecamatan Cirebon Barat. Di desa ini pula Anaya merancang sendiri mesin-mesin pembuat kerupuk: tungku-tungku raksasa untuk mengukus kerupuk hingga merancang alat pemotong kerupuk yang sangat sederhana namun praktis. Selain itu juga Anaya membuat diversifikasi jenis kerupuk hingga tujuh macam, dengan bahan dan rasa yang beragam sesuai selera pasar. Maklum, selain dipasarkan di sekitar Cirebon, kerupuk-kerupuk lainnya merambah hingga pasar swalayan di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Tegal yang semuanya memiliki cita rasa berbeda. Meski demikian, produk andalannya tetap kerupuk melarat.

Prinsip Efisiensi

Kerupuk melarat dibuat sederhana dari adonan tapioca campur garam yang dikukus, dipotong kemudian dijemur. Sebagian orang menyebutnya dengan kerupuk mares atau singkatan dari lemah (tanah) ngeres, karena digoreng menggunakan pasir. Penggunaan pasir ini memang disengaja agar kerupuk terasa gurih, bisa tahan lama hingga dua minggu dan tidak layu dan melempem. Kerupuk lain yang digoreng menggunakan minyak sawit maksimal hanya tahan seminggu.

Selain itu penggunaan pasir juga bisa menekan harga jual, sehingga kerupuk melarat hanya dijual sekitar Rp 2.500 per kilogram, atau jauh lebih rendah dibandingkan kerupuk udang yang harganya sekitar Rp 12.000 per kilogram mentah. Karena itulah disaat industri kerupuk udang banyak yang gulung tikar karena kesulitan bahan baku dan mahalnya minyak goring, industri kerupuk melarat justru berkembang pesat. “Hampir semua pabrik kerupuk melarat mengalami peningkatan pesanan,” kata Anaya.

Jika biasanya dia memproduksi 30 ton kerupuk melarat per bulan, kini naik sekitar 20 persen. Itu pun permintaan dari beberapa kota seperti Garut, Tasikmalaya, dan Bandung terpaksa tidak bisa dipenuhi. “Produksi kami sudah optimal. Tidak bisa ditingkatkan lagi karena kapasitas tungku, tempat penggorengan serta lahan untuk menjemur tidak memadai,” kata Anaya, yang berhasil merancang tungku pengukus kerupuk berkapasitas satu kuintal per tungku dengan alat-alat yang sangat sederhana terbuat dari karet bekas dan alumunium.

Sebagian pesanan langganannya yang tidak bisa dipenuhi kemudian dilaihkan kepada saudara-saudaranya yang juga menekuni usaha serupa dengan kapasitas sekitar 15-20 ton per bulan. Namun ini pun tetap saja tidak bisa memenuhi seluruh perminataan. “Ada beberapa pengusaha yang mencoba usaha kerupuk melarat, tetapiu karena pengolahannya kurang efisien harga jualnya menjadi mahal sehingga tidak bisa bersaing dengan usaha kami,” kata Anaya.

Prinsip efisiensi memang sangat ditekankan pada kegiatan usaha milik Haji Anaya. Karena tiulah selain merintis pembuatan kerupuk melarat, alat pencetak kerupuk, misalnya, terbuat dari besi yang tempatkan pada sebilah papan kemudian diduduki sehingga buruh tidak banyak mengeluarkan tenaga, namun produksinya optimal.

Begitu pula kerupuk lainnya yang mencapai tujuh macam, alat cetakan setiap jenisnya dirancang sendiri dengan bentuk berbeda-beda. Tawaran untuk melakukan mekanisasi alatcetak dari beberapa perusahaan swasta di Jakarta dengan halus ditolaknya, karena alat yang ia ciptakan sudah sangat efisien dan banyak menyerap tenaga kerja. “Jika pakai mesin, kasihan tetangga-tetangga di sini nanti malah nganggur,” ujarnya memberikan alas an sederhana.

Awal Usaha

Anaya memulai usaha kerupuk melarat pada 1976. saat itu kerupuk melarat belum banyak disukai masyarakat Cirebon dan popularitasnya kalah jauh dibandingkan kerupuk udang atau kerupuk kakapyang rasanya enak dan gurih. Produksinya pun masih minim, hanya sikitar 50 kilogram tapioca setiap hari. Meski demikian Anaya punya tekad kuat untuk memasarkan kerupuk melarat, sehingga ia rela berjalan kaki menitipkan beberapa bungkus kerupuk kepada pemilik warung disekitar Cirebon

Barulah tujuh tahun kemudian, sekitar 1983, usaha kerupuknya semakin berkembang. Tempat produksi yang semula hanya menempati bangunan seluas 4 x 5 meter sudah tidak memadai lagi. Bahan baku kerupuk berupa tapioca yang semula hanya 50 kilogram setiap hari meningkat sepuluh kali lipat menjadi lima kuintal setiap hari.

Anaya tidakperlu susah-susah lagi menawarkan kerupuk melarat ke setiap warung. Pembeli datang sendiri ke pabriknya di Desa Gresik, Kecamatan Cirebon Barat, dengan menggunakan bebagai jenis kendaraan termasuk truk. Pengusaha lain disekitar Cirebon, kemudian ikut-ikutan memproduksi kerupuk melarat. Anaya, yang sempat dua kali menunaikan ibadah haji dari hasil menjual kerupuk, menyambutnya dengan senang hati, karena dengan demikian berarti kerupuk melarat semakin popular di kalangan masyarakat Cirebon.

Sementara itu Anaya masih merasa kurang puas dengan keberhasilannya mempopulerkan kerupuk melarat. Bersama istrinya, Hajah Sofiah, “raja kerupuk” ini kemudian memproduksi kerupuk bala-bala, kemplang, owal, blekecot,usus, dan kerupuk sisir dengan bahan, bentuk, dan rasa yang beragam. Meski demikian harganya tetap murah, sekarang setelah krisis moneter harganya Rp 2.500-Rp 3.000 per kilogram untuk setiapjenis kerupuk.

Sementara itu kerupuk melarat semakin popular dan pemasarannya semakin meluas hingga ke toko-toko swalayan di Tasikmalaya, Majalengka, Garut, Indramayu, Bandung, dan Tegal. Karena itulah Anaya yang berpendidikan SD ini malakukan “survey pasar” dengan caranya sendiri. Menurut surveinya, beberapa daerah ternyata memiliki pilihan rasa berbeda: ada yang lebih menyukai rasa sedikit manis, namun ada pula yang lebih suka rasa asin. Hingga kini Anaya memproduksi kerupuk melarat dalam dua rasa yang berbeda, sedikitnya 30 ton per bulan. “Silakan hitung sendiri, berapa container untuk memuat kerupuk sebanyak 30 ton,” ujar ayah lima anak ini, dua dintaranya di perguruan tinggi terkemuka, sambil tertawa.

Namun yang menjadi ciri khas, kerupuk melarat tetap dipasarkan tanpa merek. Produsen cukup menggunakan plastic polos sebagai kemasannya. Konsumen tidak peduli dan tidak fanatic terhadap merek tertentu, karena memang semuanya tanpa merek. Mereka hanya tahu kerupuk melarat adalah kerupuk khas Cirebon. Mereka tidak tahu bahwa Haji Anaya yang susah payah mempopulerkannya.

 

wirausaha

Bulan Desember datang! .. Ada peluang Sayang 🙂

Bulan Desember cuma sebulan. Bulan depan sudah bulan baru, di tahun baru. Banyak orang butuh kalender sebagai penanda waktu. Belum lagi perusahaan, organisasi2, DKM2 masjid, rohis sekolah, perkumpulan2 amatir atau profesional, dsb. Di pasaran ada kelender umum, kalender customized atau berlatarbelakang identitas. Coba kamu buat beberapa sampel kalender dengan berbagai variasi ukuran dan grafis yang berbeda untuk setting waktu tahun depan, 2008. Beri gambar/foto close up wajah seseorang, keluarga, group band, gambar kampus, masjid, dll, dll. Tawarkan lewat adik kalian yang masih duduk di bangku sekolah ke temen-temennya, sekampus, sepermainan, tetangga kampung / kompleks perumahan, perkumpulan pengajian, arisan kantor, dll. Jangan ada unsur paksaan untuk membeli produk kalender tersebut, biar ga di-dislike (tidak disukai) banyak orang. Smooth aja, biarkan usaha mengalir .. hehehe. Sampaikan tawaran-tawaran menarik dengan desain usulan kamu, olah atau edit foto dulu, variasi font huruf,diskon untuk order rombongan, partai besar dll.
Soal produksi, sekarang kan jamannya cetak digital ! Cetak ukuran A3, A2, A0 pun sudah semakin murah. Di Jogja aja, cetak full color A3+ dapet 5000 perak tuh. Kalau belum punya mesin cetak sendiri (atau printer ukuran besar), coba survey ke seluruh pelosok kota, cari tarif paling murah. Atau jalan-jalan ke kota tetangga, survey juga. Nah udah ketemu, syukur2 bisa di-nego harganya. Ayo mulai mendesain kalender ciamik mu, funky trendy or gaul, nyentrik dan unik juga boleh. Kalender, kalender .. diobral diobral (hahahaha) …. Kalender dicetak ke kaos, atau ke mug juga boleh tuh.
Minimum requirements : Adobe Photoshop skills, or CorelDraw skills, or Graphics Software Editing. 1 unit Desktop PC. ! CD blank or flash disk USB. 1 unit sepeda motor (kalo pakai taksi ke percetakan tiap ada order, boros lah) huehehehe … klo mo ngirit pake sepeda angin juga boleh, sembari berolah raga. Selamat mencoba teman !

Urgensi Sistem Informasi Manajemen Bagi Decision Maker

Urgensi Sistem Informasi Manajemen Bagi Decision Maker

Sebuah sistem informasi manajemen, atau SIM, adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi, juga memberi dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya. SIM adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu, untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

1. Proses pengambilan keputusan

Model yang bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh Herbert A. Simon akan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri dari tiga tahap pokok, yaitu:

a. Penyelidikan yakni mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.

b. Perancangan yakni mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.

c. Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.[1]

Jadi proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap hasilnya mungkin dikembalikan ketahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses bersinambung.

II. Kerangka Kerja dan Konsep untuk Pengambilan Keputusan

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsepnya akan bermanfaat untuk pembahasan berikutnya.

Sistem Pengambilan Keputusan

Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:

a. mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.

b. Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.

c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan/kegunaan.

Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan:

a. Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.

b. Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.

c. Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.

Pengetahuan Tentang Hasil

Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil dan/atau arah tindakan diambil. Dalam analisis pengambilan keputusan, biasanya dibedakan tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil: dalam keadaan hasil, Yaitu:

a. Kepastian yaitu pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan.

b. Resiko yaitu hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.

c. Ketidakpastian yaitu beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tetapi tak ada pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-masing hasilnya.

Tanggapan Keputusan

Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan prarencana atas proses pengambilan keputusan. Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. Keputusan dalam suatu sistem keputusan terbuka adalah tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan sebelumnya semua faktor.

Uraian tentang Pengambilan Keputusan

Sebuah model pengambilan keputusan yang memberitahukan pengambil keputusan bagaimana seorang dai harus mengambil segolongan keputusan disebut model normatif atau perspektif. Sebuah model yang menguraikan bagaimana sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan disebut model deskriptif. Model deskriptif berusaha menjelaskan perilaku sebenarnya dan karena itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan keperilakuan.[2]

Kriteria untuk Pengambilan Keputusan

Kriteria untuk memilih di antara alternatif-alternatif didalam model normatif adalah pemaksimalan/maksimisasi. Tujuan ini, bila dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi obyektif sebuah keputusan. Pandangan tradisional tentang kriteria pengambilan keputusan yang mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan. Sebuah pandangan altenatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah pemuasan.

Relevansi Konsep Keputusan terhadap Perancangan SIM

SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupu terbuka. Dalam keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum. Dalam model terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi manusia pengambilan keputusan dalam menghitung, menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya. Perancangan tersebut memungkinkan manusia pengambil keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada komputer.

Perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan dalam keadaan kepastian, resiko, dan ketidak pastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM. Untuk setiap model, persyaratan datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda, dan masukan keputusan dari manusia pengambil keputusannya juga tidak sama.

Terbatasnya manusia pengambil keputusan dalam organisasi disamping efisiensi relatif dari pengolahan manusia atas keputusan berarti bahwa SIM harus memprogram sebanyak mungkin keputusan. Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya diprogram, maka yang mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini aturannya telah ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan kemudian keputusan lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.

III. Model Keperilakuan pada Pengambilan Keputusan Keorganisasian

Teori keperilakuan pada pengambilan keputusan mencerminkan sebuah sistem terbuka. Teori ini lebih bersifat deskriptif daripada normatif. Ke empat konsep pokok yang digunakan oleh Cyert dan March untuk menjelaskan pengambilan keputusan keorganisasian adalah pemecahan semu pada konflik, penghindaran ketidak pastian, pencarian problemistik, dan pembelajaran keorganisasian.

Pemecahan Semu pada Konflik

Sebuah organisasi merupakan koalisi para anggota yang memiliki tujuan-tujuan berbeda dan kekuatan berlainan untuk mempengaruhi sasaran keorganisasian. Tujuan keorganisasian berubah dengan masuknya anggota baru atau keluarnya anggota lama. Terdapat konflik antara berbagai tujuan anggota keorganisasian. Sekalipun berbagai tujuan pribadi diabaikan, tujuan sub-sub unit seperti produksi, penjualan, dan pengendalian sediaan merupakan hal-hal yang saling bertentangan. Konflik-konflik demikian itu dipecahkan dengan tiga metode:[3]

a. Rasionalitas akal yaitu subsistem diperkenankan menyusun sendiri.

b. Aturan keputusan tingkat yang dapat diterima yaitu dengan keterbatasan tertentu, subsistem diperkenankan mengambil keputusan sendiri berdasarkan aturan keputusan dan prosedur keputusan yang telah disepakati.

c. Perhatian berurutan terhadap tujuan yaitu organisasi satu tujuan dulu, kemudian pada yang berikutnya sehingga setiap tujuan yang berkonflik mendapat kesempatan untuk mempengaruhi perilaku keorganisasian. Dengan memberikan perhatian berurutan terhadap tujuan yang berkonflik juga berarti bahwa konflik tertentu tak pernah terpecahkan karena tujuan yang berkonflik tak pernah ditanggapi secara bersamaan.

Penghindaran Ketidakpastian

Organisasi hidup dalam lingkungan yang tak menentu. Perilaku pasar, pensuplai pemegang saham, pemerintah, dan sebagainya tidak dapat dipastikan. Model keputusan dalam resiko menganggap bahwa pengambil keputusan akan memaksimalkan nilai yang diharapkan. Teori keperilakuan pengambilan keputusan keorganisasian menganggap akan berusaha menghindari resiko dan keraguan/ketidakpastian dengan mengorbankan nilai yang diharapkan. Pada umumnya, seorang pengambil keputusan bersedia menerima pengurangan dalam nilai yang diharapkan suatu hasil demi meningkatnya kepastian hasil. Beberpa metode legal yang digunakan untuk mengurangi atau menghindari ketidakpastian adalah sebagai berikut:

a. Daur umpan balik dan reaksi jangka pendek yaitu sebuah daur umpan balik jangka pendek memungkinkan seringnya keputusan baru dan karenanya mengurangi kekhawatiran tentang ketidakpastian yang akan datang

b. Pengaturan lingkungan yaitu organisasi berusaha mengendalikan lingkungannya melalui praktek konvensional dalam lingkup industri melalui suplai jangka panjang, kontak penjualan, dan sebagainya.

Pencarian Problemistik

Pencarian adalah stimulasi persoalan dan diarahkan pada penemuan sebuah pemecahan atas persoalan. Teori keperlilakuan berdalil bahwa pencarian adalah berdasarkan aturan-aturan yang agak sederhana :

a. Pencarian secara lokal baik yang dekat pada gejala yang ada maupun yang dekat pada pemecahan yang ada. Sebagai contoh, suatu kegagalan dalam mencapai tujuan penjualan akan menyebabkan pencarian berawal pada departemen penjualan dan program penjualan.

b. Bila pencarian lokal gagal, kembangkan pencarian ke bidang-bidang keorganisasian yang lemah adalah bidang yang sumberdayanya lentur atau tujuannya sulit diperhitungkan.

Pemahaman Keorganisasian

Organisasi menunjukkan perilaku yang sanggup menyesuaikan dengan berjalannya waktu. Merka mengubah tujuan dan merevisi prosedur pencarian berdasarkan pengalaman mereka. Tujuan-tujuan pada tingkat aspirasi nampaknya berubah dalam menanggapi hasil yang dialami. Dalam keadaan mantap, tingkat aspirasi berada sedikit diatas prestasi. Bila terjadi peningkatan prestasi; maka tingkat aspirasi akan berada dibawah prestasi. Dan bila terjadi kemerosotan tingkat prestasi, tingkat aspirasi akan menurun tetapi tetap berada diatas tingkat prestasi.

Penerapan Model keperilakuan Pengambilan Keputusan pada SIM

Teori keperilakuan adalah sebuah model deskriptif dari pengambilan keputusan keorganisasian. Disini tekanannya adalah pada pemuasan, penghindaran ketidakpastian untuk mengendalikan lingkungan, adanya tujuan yang tidak konsisten berdasarkan persekutuan keorganisasian para anggota yang ada, pencarian persoalan, dan perilaku penyesuaian keorganisasian dengan berjalannya waktu. Nilai utama pola keperilakuan pada perancangan SIM adalah menyadarkan perancang pada pertimbangan-pertimbangan keperilakuan.pemahaman keorganisasian dan perilaku penyesuaian adalah penting dalam merancang prosedur informasi bagi sistem perencanan dan pengendalian karena adanya kebutuhan mengenal perubahan tujuan dan aspirasi.

IV. Pengaruh Gaya Kognitif atas Pengambilan Keputusan oleh Individu

Strategi yang dipakai individu dalam upaya mencapai sebuah keputusan atau memecahkan sebuah persoalan disebut gaya kognitif. Dan para individu berbeda-beda dalam gaya kognitif mereka. Seorang periset mencirikan individu berdasarkan pola komunikasinya dan berdasarkan cara penimbangnya. Pola komunikasi berkisar dari preseptif sampai reseptif. Riset atau gaya kognitif secara langsung relevan bagi perancangan sitem informasi manajemen. Sistem-sistem berdasarkan komputer cenderung dirancang oleh individu yang analitis/sistematis yang menerima sifat pengambilan keputusan sebagai analitis/sistematis. Para manajer yang analitis/sistematis biasanya mau menggunakan sistem semacam itu karena mereka lekat pada gaya keputusan mereka. Dengan kata lain, model keputusan tersedia untuk menstruktur keputusan, tetapi manajer dapat meninggalkan model untuk menjelajahi ancangan-ancangan alternatif.

 

V. Metode Memutuskan untuk Memilih Alternatif

Metode untuk memilih alternatif biasanya menganggap bahwa semua alternatif diketahui. Tetapi bagi kebanyakan keputusan, proses pencariannya berhenti segera setelah semua alternatif yang layak telah diuji.dengan berpegang pada pembatasan praktis ini dalam proses keputusan, bagian uraian ini meninjau metode-metode untuk memutuskan alternatif.

Teknik Omptimisasi dalam Kepastian

Teknik optimisasi menganggap sistem keputusan adalah terutup dalam mana semua alternatif dan hasil-hasilnya diketahui. Persoalan penghitungan adalah menghitung alternatif mana yang optimal untuk fungsi sasaran yang ada. Beberapa teknik untuk menggambarkan keanekaan teknik yang dipakai dapat diikuti dibawah ini, meskipun penjelasan cara menggunakannya adalah diluar lingkup tulisan ini.

System persaman (system of equations)

Pemprograman linier (linear programming)

Pemprograman integer (integer programming)

Pemprograman dinamis (dynamic programming)

Model antrian (queueing models)

Model sediaan(inventoryv models)

Analisis peranggaraan modal (capital budgeting analysis)

Analisis impas (breakeven analysis)

Matriks Hasil dalam Teori Keputusan Statis

Istilah teori keputusan statis digunakan sehubungan dengan teknik mengevaluasi hasil potensial dari tindakan-tindakan alternatif dalam sebuah situasi keputusan. Ini adalah model sistem keputusan tertutup, sehingga semua alternatif dan hasil-hasilnya dianggap diketahui. Pengambil keputusan memiliki suatu sasaran seperti misalnya memaksimalkan laba. Metode penyajian data dalam teori keputusan adalah sebuah matriks hasil atau pohon keputusan. Orientasi SIM pada informasi dan keputusan berarti bahwa analisis/ perancang SIM perlu memahami teori keputusan da teknik-teknik keputusan. SIM harus dirancang untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai teknik dan ancangan.


[1] Gordon B. Davis, Sister Informasi Manajemen, Jakarta, PPM&PT Pustaka Binaman Pressindo, 1999, h. 126

[2] ibid, h. 132

[3] ibid, h. 135

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!